Keiden pulang dengan membawa beberapa makanan enak ditangan nya, saat didapur pas sekali karena ia berpapasan dengan Clarissa. “Sedang apa?” Tanya Keiden sembari meletakan makanan nya diatas meja.
Clarissa menggelengkan kepalanya. “Sedang berjalan.” Ucap Clarissa dengan sangat menyebalkan dimata Keiden.
“Ini masih jam lima sore, kamu sudah ingin makan?” Tanya Clarissa melihat Keiden membawa banyak sekali makanan.
Keiden mengangguk. “Akan ada tamu yang berkunjung.” Jawab Keiden.
Clarissa mengerutkan keningnya, penasaran siapa yang akan datang hari ini. Suara bel dirumah berbunyi, menandakan ada nya tamu yang datang. “Seperti nya sudah datang, kamu bisa membukakan pintu nya Clarissa?” Tanya Keiden yang lebih terdengar seperti perintah.
Clarissa dengan sabar mengangguk, lalu berjalan menuju pintu rumah. Akan tetapi langkah nya berhenti sejenak, lalu menoleh pada Keiden yang juga ikut melihat nya. “Kenapa lagi?” Tanya Keiden.
“Untuk bahasa formal dan informal. Terapkanlah dari sekarang, kalau dirumah aku bisa bebas bicara apa saja. Beda dengan dikantor, aku akan sangat berbakti dengan mu.” Ucap Clarissa.
Keiden berfikir sejenak, lalu mengangguk. “Yang akan berubah hanya bahasa kita berganti dengan lebih santai, dan kamu sedikit bebas melakukan apapun disini. Untuk menjadi b***k ku setiap hari, masih termasuk di dalam kewajiban mu.” Ucap Keiden membuat Clarissa harus menahan kesal nya dengan mengepalkan tangan.
Mata Keiden memerintah Clarissa untuk segera membukakan pintu. Wanita itu pun dengan perlahan membukakan pintu utama dan terkejut dengan siapa yang datang. “Tante?” Sapa Clarissa melihat kedua orang tua Keiden yang ia sangat kenali karena dahulu keluarga mereka sempat bertetangga.
“Oh, ada Clarissa?” Sapa mama Keiden, Kate.
Kate melirik suami nya, Rey. “Wah, makin cantik saja ya mah.” Ucap Rey memuji Clarissa.
Clarissa tersenyum, lalu mempersilahkan Rey dan Kate untuk segera masuk kedalam dan bertemu Keiden. Didalam hati Clarissa rasa kesal kepada Keiden semakin bertambah karena tidak membiarkan ia mengetahui siapa yang akan datang kerumah sebelum nya.
Kalau tahu lebi dulu Clarissa bisa bersiap dan merias diri menjadi lebih baik. Dengan pakaian sehabis kerja seperti ini membuatnya terlihat lebih canggung.
Kate dan Rey duduk di ruang keluarga rumah Keiden yang besar ini, sembari menatap Clarissa yang tidak disangka telah berubah drastis tetapi cantik nya masih sama persis terakhir kali dilihat mereka. “Aku panggilin Keiden dulu tante?” Tanya Clarissa yang di balas gelengan kepala oleh Kate.
“Duduk aja disini. Kalau Keiden udah sering tante lihat, sekarang mau ngobrol sama kamu aja.” Ucap Kate.
Clarissa mengangguk sopan, lalu duduk dihadapan kedua orang tua Keiden. “Maaf ya tante, belum sempat mandi dan beberes diri.” Ucap Clarissa membuat Kate semakin salah paham dan memikirkan sesuatu yang lebih aneh lagi dikepala nya.
“Mandi?” Tanya Kate.
Clarissa mengangguk, membuat Kate senyum-senyum sendiri dan menyenggol suaminya. “Kamu tinggal disini juga ya?” Tanya Kate lagi.
Clarissa mengganggukan kepalanya, ia pikir Keiden sudah bilang perihal dirinya yang kini tinggal bersama pria itu. Sedangkan Kate menyukai kenyataan ini, juga Rey yang mungkin saja akan segera memiliki penerus baru bisnis nya.
“Jadi, hubungan kalian sudah seberapa jauh?” Tanya Kate semakin penasaran dengan kehidupan anak nya yang tidak banyak ia ketahui.
Clarissa yang mendapat pertanyaan seperti itu menggaruk kepalanya yang tidak gatal. “Itu—”
Ucapan Clarissa terputus karena datang nya Keiden dari arah tangga utama. “Lebih jauh dari yang mama pikirkan.” Ucap Keiden dari sana.
Kate dan Rey yang mendengar jawaban anak nya ikut senang, lalu berdiri memeluk kedua orang tua nya sebagai sambutan kedatangan mereka. “Apa kabar sayang?” Tanya Kate.
Keiden menganggukan kepalanya. “Baik sekali, lagian juga baru sebulan yang lalu kalian mengunjungi aku.” Ujar Keiden.
Kate dan Rey tidak sedang ingin membicarakan mereka, yang mereka inginkan adalah kabar dari hubungan Keiden dan Clarissa. “Mamah belum pernah dengar tentang sejauh mana hubungan mu dengan Clarissa.” Ujar Kate menyenggol Keiden.
“Makanan sudah siap, mama dan papa bisa makan lebih dulu dan beristirahat.” Ujar Keiden sembari menatap Clarissa yang menyoroti tajam matanya, hingga membuat pria itu tersentak kecil.