Aluna menundukkan kepala dengan air mata menetes. Bukan karena ia mendapat kekerasan dari seseorang yang melihatnya telanjang barusan, melihatnya digauli Kaivan, tapi karena dirinya begitu malu. Seumur hidup, rasanya baru kali ini sangat malu sampai-sampai ingin mengubur diri hidup-hidup. Bahkan meski sekarang ia sudah memakai pakaian lengkap, tapi ia merasa seperti masih telanjang.
“Untuk apa ibu ke sini?” Suara Kaivan terdengar membuat Aluna yang duduk di sebelahnya segera menoleh.
“Ibu?” batin Aluna. Ia sudah berpikir wanita yang saat ini duduk di depannya dan Kaivan, mungkin adalah pacar Kaivan karena wajahnya terlihat muda. Di mata Aluna usia wanita berambut panjang itu sekitar 30-an, padahal aslinya 50-an.
“Kau tahu kenapa aku ke sini. Daripada membahas itu, bukankah harusnya k
