Lyla terlihat menaiki sebuah bus bersama bayinya. Wanita itu tidak memperhatikan jus jurusan apa yang dia naiki. Alasan lainnya naik kendaraan umum ini adalah untuk menyamarkan keberadaannya di tengah keramaian orang. Dia harus menjauh dari tempat ini sejauh mungkin sebelum terpantau keberadaannya oleh Devan. Dia tahu pria itu tidak main-main dengan perkataannya. “Tenang ya, Sayang,” ucap Lyla mencoba menerangkan bayinya yang aktif bergerak dalam gendongannya. Bus kemudian melaju. Satu per satu penumpang turun. Kursi di sana mulai terlihat kosong. Hingga tempat pemberhentian terakhir pun hampir tiba. “Mbak, mau turun mana? Depan sana adalah terminal,” ucap sopir menyentak Lyla dari lamunannya. Lyla berdiri kaku ketika sopir memanggilnya. Suaranya parau menjawab, “Turunkan saya sebelu

