7. Aku Menginginkanmu

1004 Words
Sudah sekitar setengah jam Bella berada di bathtub, ini adalah kebiasaannya dari dulu. Berendam sambil membaca novel favoritnya. Dan kebiasaan Bella yang dari dulu selalu ia lakukan adalah selalu mandi sebelum tidur, apabila orang lain hanya mencuci kaki dan menyikat gigi, maka Bella lebih memilih untuk mandi. Terkadang kalau dia memiliki waktu senggang dia akan berendam seperti apa yang dia lakukan saat ini. Setelah selesai membersihkan diri, biasanya Bella akan memakai parfum beraroma orchid di sekitar leher dan bahunya karena itu bisa membuatnya tidur nyenyak dan tidak lupa memakai lipbalm cherry pink yang sangat dia sukai karena rasanya manis. Setelah memakai baju tidurnya dan mengeringkan rambutnya hingga setengah kering, Bella melangkah keluar kamar untuk mengambil air mineral. Sejenak langkahnya terhenti saat dia membuka pintu dan menemukan Stevan di ruang tv. Pria itu sedang berkutat dengan tumpukan kertas yang menumpuk di meja. "Sejak kapan pria itu kembali dari perjalanan bisnisnya? apa yg dilakukannya disitu? Biasanya dia akan bekerja di ruang kerjanya," batin Bella. Mungkin Stevan merasa bahwa ada orang yang memperhatikannya, tiba-tiba pria itu menoleh ke arah Bella dan membetulkan kacamatanya. "Sejak kapan kau datang?" Bella berusaha tidak terdengar gugup saat mengatakannya. "Sekitar satu jam yang lalu," jawab Stevan sambil membolak balik dokumen yang ada ditangannya. Sial, kenapa pria ini terlihat sangat sexy saat sedang bekerja. Bella kebingungan harus bersikap seperti apa sekarang karena dia takut apabila menatap Stevan lebih lama lagi, dia akan berakhir dengan memeluk pria itu dan itu akan membuat harga diri nya jatuh. "Kenapa aku tidak tau?" Bella berusaha setenang mungkin, menyembunyikan suara bergetar akibat dadanya yang bergemuruh. "Karena kau terlalu sibuk bermeditasi di kamarmu, entah apa yang kau lakukan didalam sana," jawab Stevan masih dengan memperhatikan kertas yang ada ditangannya tanpa ada niat untuk menatap lawan bicaranya. "Aku tidak melakukan apapun, hanya berendam saja," ucap Bella sambil mendudukkan dirinya di samping Stevan. Aroma yang menguar dari tubuh Bella otomatis membuat Stevan menoleh padanya. Kenapa malam ini gadis itu terlihat begitu cantik dimata Stevan? Rambut panjang yang setengah kering, baju tidur yang agak tipis lengkap dengan hot pants yang mengekspos paha mulusnya, dan bibir merah muda yang terlihat manis. Itu semua membuat Stevan menelan ludah dan dia pun mencoba menggelengkan kepalanya agar tetap fokus. Apa yang gadis ini pikir sedang dia lakukan? Tidakkah dia tau bahwa semua ini membuat Stevan kesusahan untuk berkonsentrasi pada pekerjaannya yang harus segera dia selesaikan. "Apakah ada yang bisa ku bantu? kau terlihat lelah," tanya Bella sambil memperhatikan wajah Stevan. Hening ... "Stevan? Hey ...," tegur Bella sambil mengibaskan tangannya di depan wajah Stevan. "Y-ya kau bilang apa barusan?" Tanya Stevan agak terbata. "Aku bilang apakah kau perlu kubantu? Kau terlihat lelah." Bella menatap Stevan dengan khawatir. Satu tangannya terangkat untuk mengusap pipi Stevan dengan perlahan, wajah pria ini terasa begitu halus dengan tatapan tajam yang membingungkan. Bella tak perduli setelah ini Stevan akan menganggap dirinya wanita seperti apa, dia sudah tidak mampu menahan hasratnya untuk menyentuh pria itu. "Aku akan turun kebawah dan membuatkan coklat hangat untukmu,"ucap Bella pada akhirnya, dia takut apabila terlalu lama berada di sisi Stevan, maka sisi nekat dalam dirinya akan mendominasi. Saat Bella beranjak untuk pergi, tiba-tiba Stevan menahan tangannya dengan keras, membuat Bella tersentak dan kembali duduk di sisi Stevan. Tatapan bingung Bella membuat Stevan merasa bahwa gadis itu terlihat ribuan kali lebih cantik dari biasanya. Stevan tak tau entah sejak kapan dia memajukan wajahnya sampai sedekat ini? Dia juga melihat Bella sudah menutup kedua matanya. Lalu tanpa pikir panjang Stevan mengecup bibir Bella dengan perlahan, mencoba merasakan betapa manisnya bibir istrinya tersebut. Perlahan kecupan itu pun berubah menjadi lumatan-lumatan halus, dan saat Bella membalas pagutan Stevan, perlahan ciuman itu berubah menjadi ciuman yang panas dan menggairahkan. Stevan menarik pinggang Bella untuk lebih mendekat padanya, membuat mereka semakin tak berjarak. Bella pun dengan berani mengalungkan tangannya di leher Stevan. Bella tak mengerti apa yang terjadi pada Stevan? Hanya saja malam ini dia terlihat berbeda. Apakah ini cara Stevan untuk lebih mengenalnya dan menumbuhkan rasa? Batinnya. Tapi Bella tak perduli, dia merasa ini adalah haknya dan ini adalah hak Stevan juga sebagai suami. Bukankah dari awal mereka memang harus melakukannya, dan dari awal memang hal inilah yang dia inginkan, menjadi milik Stevan seutuhnya. Pelan tapi pasti, Bella mulai memposisikan dirinya naik ke atas pangkuan Stevan dan mulai meremas rambut bagian belakang Stevan perlahan sambil sesekali memberikan gigitan kecil di bibir Stevan yang seperti candu baginya. Ini semua membuat perasaannya ingin meledak saking bahagianya. Bella yakin, malam ini akan menjadi malam yang tak akan pernah ia lupakan sepanjang hidupnya. Perlahan tangan Stevan mulai melesak masuk meraba punggung Bella. Sentuhan-sentuhan pelan dan halus dari tangan Stevan, membuat Bella menghentikan ciuman mereka, lalu menatap Stevan penuh gairah dan kemudian menunduk dan beralih pada leher Stevan yang terlihat begitu menggoda baginya. Stevan menggeram dengan nafas yang sedikit tak beraturan, tak pernah terpikir baginya bahwa gadis imut seperti Bella bisa memberikan kenikmatan yang berbeda dari yang dia dapatkan selama ini. "Apa yang kau inginkan?" tanya Bella setengah berbisik di sela-sela penandaannya di leher Stevan. "Aku menginginkan mu malam ini." Balas Stevan dengan suara husky nya yang membuat tubuh Bella meremang. "Mari kita lanjutkan di kamar," sambung Stevan sambil mengangkat tubuh Bella yang sejak tadi berada di atas pangkuannya, membuat Bella refleks mengalungkan kakinya ke pinggang Stevan. Sungguh perasaan Bella tidak bisa ia gambarkan dengan kata-kata saai ini. Ia merasa bahagia dengan apa yang ia dapat dari suaminya itu. Meskipun terlambat, Bella sama sekali tidak pernah merasa kalau dirinya akan melakukannya malam ini. "Nikmati semuanya malam ini, sayang. Aku berjanji kalau malam ini akan menjadi malam yang tidak akan pernah kau lupakan dalam hidupmu. Sungguh aku tidak bisa menahannya lagi." Ucap Stevan dengan suara seraknya. matanya di tutupi oleh kabut gairah yang sudah sangat membuncah. "Lakukan sayang ... lakukan apa yang ingin kau lakukan. Aku dengan senang hati akan menerima dan menikmati semua yang kau berikan malam ini." Balas Bella di sela-sela pagutn bibir mereka. "Aku mencintaimu Stev," sambung Bella. Entah karena terlalu b*******h, namun Stevan tidak membalas ucapan cinta yang baru saja Bella ungkapkan untuknya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD