Sejenak, pandangan Robert membeku saat sosok wanita itu melintas di depan matanya—wajahnya begitu mirip dengan ibunya Nadine yang hilang dan saat ditemukan dinyatakan sudah meninggal dunia, dengan jenazahnya yang sulit kenali, lima belas tahun silam. d**a Robert terasa sesak, napasnya tercekat oleh rindu yang tak pernah pudar selama ini. "Apakah mungkin itu benar Namira?" ucapnya pelan. Namun, akal sehatnya menentang. "Tidak mungkin. Namira sudah lama meninggal. Mungkin aku yang terlalu merindukan dia, apalagi saat kondisiku seperti ini." Hati Robert bergelora, kacau. Hidupnya kini remuk, tak ada setitik dukungan dari istri yang sekarang dan anak tirinya. Apakah ini kutukan? Balasan untuk sikapnya yang selama ini dingin, yang tak pernah peduli pada darah dagingnya sendiri, yaitu Nadine?