Hari pertama Ishaq mengajar

1026 Words
"Untuk yang terakhir kali nya Mentari pergi menuju dermaga Jangari hanya untuk sekedar menatap keindahan waduk Jangari yang berada di kampung nya itu sebelum esok dia meninggal kan Kampung halamannya dan pergi ke ibu kota Jakarta untuk kuliah sambil bekerja. "Setelah beberapa jam lama nya mentari menatap danau tersebut lalu dia melangkah pergi meninggalkan danau itu dan kembali pulang ke gubuk reot milik Nenek nya. "Hanya butuh 20 menit mentari dengan berjalan kaki tiba di gubuk Nenek nya yang saat itu telah ada adik adik nya yaitu langit dan Embun. "Kak mentari habis dari mana" tanya langit yang sedang bermain kelereng bersama teman teman nya di halaman dekat gubuk Nenek. "Kakak habis pulang dari dermaga hanya sekedar membeli seblak ceker pedas " jawab mentari sambil menjinjing seblak nya. "Langit mau.....'' Embun juga mau kak mentari'' pinta mereka berdua bersamaan seraya berjalan kearah Kakak nya. "Uhk.......! Untung Kakak beli tiga buat Langit dan Embun'' Kata Mentari sambil menyodorkan dua besek seblak kepada adik adiknya. "Tidak lama kemudian Nenek pun datang entah dari mana karna dari pagi buta Nenek sudah tidak ada dalam kamarnya. "Nenek.....! Teriak langit dan Embun bersamaan "Cucu Nenek yang tampan dan cantik....! lagi makan apa seraya duduk di depan teras yang terbuat dari kayu. "Seblak Ceker ayam Nek" kata Langit sedangkan Embun lagi sibuk dengan makanannya Tampa menjawab pertanyaan dari neneknya. "Ya.....! Langit makan nya jangan terburu buru gak baik! "Iya....! Nek.....! balas langit. Nenek....' Dari mana dari subuh sudah pergi?" Tanya Mentari. "Kita masuk ngobrol nya didalam" pinta Nenek kepada Mentari "Nenek beranjak naik kedalam Rumah nya dan di ikuti oleh Mentari dari belakang dan mereka berdua pun duduk di ruangan tengah. "Nenek tadi Subuh pergi ke Juragan Kosim yang ada di di Cimacan kota Bunga, dulu waktu juragan Kosim kan kamu sendiri juga tahu dia langganan ibu kamu yang suka makan dan membeli ikan bakar sama bunda kamu" jawab Nenek Mentari. "Terus Nenek pergi ke Juragan Kosim mau ngapain" tanya Mentari penasaran. "Juragan Kosim kan tau dia tinggal di Jakarta bersama istri dan anak nya jadi Nenek cuma minta tolong untuk kamu tinggal sementara di rumah nya juragan Kosim" jawab Khadijah ibu nya Lusiana yaitu bunda nya Mentari. "Aduh.......! Nenek Mentari gak mau ahk kalau untuk tinggal bersama juragan Kosim! sahut Mentari dengan muka di tekuk. "Terus kamu mau tinggal di kolong jembatan" Sungut Nenek dengan mulut monyong kaya Tutut. "Yaa........! nggak lah Nek '' ihk..." amit amit jabang bayi kalau tidur di kolong jembatan" ujar Mentari. "Terus dimana' balas Nenek penasaran. "Terus....! Terus.....! Mulu dari tadi" omel Mentari sambil cekikikan. "Huh......! dengus Nenek kesel melihat cucu nya tidak pernah serius kalau sedang berbicara. "Nenek ku sayang" Mentari tidur di asrama kan sudah di persiapkan semua nya dari pihak penerima beasiswa dari tidur sampai buku dan alat alat lainnya tinggal bayar iuran tiap bulan saja" kata Mentari memberi tahukan kepada Nenek nya. "Baru Nenek tahu hehehehe" kekeh nenek seraya cekikikan. "Mentari hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah Nenek nya. * * "Sementara di negara Mesir. "Ahmad yang sedang mendengarkan pembicaraan dari Tuan Besar Moch Adjo tentang surat wasiat bila seandainya dia meninggal dunia. "Ahmad sekarang juga kau pergi temui advokat hukum perusahaan untuk menulis surat wasiat untuk seluruh harta kekayaan dan perusahaan perusahaan yang ada di belahan dunia untuk di bagi rata kepada tiga anak nya masing masing 30 persen dan sisa nya 10 persen di sumbangkan kepada parkir miskin dan jompo jompo. "Untuk kedua putraku yang berada di Mesir Moch Rojak dan Moch Jabar mendapatkan masing masing 30 persen dan 30 persen lagi untuk anakku yang berada jauh dari negara Mesir tepat nya berada di negara Indonesia dengan nama Muhammad Ishaq Adjo. Surat wasiat itu berlaku bila ketiga anakku sudah ada dalam ruangan ini" Seandai ketiga anakku tidak berada salah satu cuma ada dua maka gugur lah surat wasiat itu dan harta kekayaan nya akan jatuh kepada panti asuhan yang berada di seluruh dunia ini" kata Moch Adjo panjang lebar menjelaskan kepada Asisten nya. "Apakah kau mengerti Ahmad" tanya Tuan Besar menatap kepada Asisten nya. "Saya Mengerti dan paham maksud anda'' jawab Ahmad. "Bagus lah kalau begitu segera kau temui advokat bersama notaris untuk segera di buatkan" tanya Moch Adjo. "Baik' Tuan Besar segera saya laksanakan dan mohon ijin untuk segera menemui apa yang di perintahkan oleh Tuan Besar Moch Adjo" kata Ahmad seraya beranjak dan membungkuk hormat kepada majikannya. "Ahmad pun keluar dari kamar mewah majikan nya, langsung menuju para pengawalnya dan memberi tahukan bahwa saya akan keluar dulu untuk pergi ke kantor, kalau ada apa apa terhadap Tuan Besar segera hubungi saya'' kata Ahmad kepada para pengawal nya. "Baik' Tuan Ahmad" serentak para pengawal menjawabnya. "Sang Asisten Moch Adjo pun mulai masuk kedalam mobil mewah sport dan dengan kecepatan tinggi melesat membelah jalanan di kota Kairo Mesir tersebut. * * "Sementara di daerah serang Banten tepat di kabupaten Lebak Banten seorang pemuda usia 23 tahun sedang berjalan kaki menuju satu sekolahan yang jauh dari pemukiman tepat nya di desa bawah kaki bukit Gunung yang berada di Desa tersebut. "Setelah sampai di lokasi sekolah tersebut, dan melihat langsung apa yang di bicarakan malam oleh lelaki tua yang bernama Suryana itu sesuai dengan kenyataan nya. "Jangan kan untuk 5 tahun mengajar di sini untuk satu Minggu juga kemungkinan saya tidak akan betah gumam nya dalam hati. "Pemuda itu pun langsung berjalan masuk kedalam ruangan kelas dan hanya beberapa anak saja yang hadir di ruangan kelas tersebut. "Selamat pagi anak anak perkenalkan nama saya Ishaq guru baru di sekolah ini menggantikan Pak Suryana'' kata pemuda yang baru datang itu. "Pagi juga Pak guru Ishaq " jawab mereka serentak. "Baiklah segera kalian keluarkan buku kalian masing masing sekarang saat nya kita belajar matematika'' titah Ishaq kepada murid murid nya. "Murid murid pun segera mengeluarkan buku nya masing masing, Lalu pemuda itu pun menyuruh salah satu muridnya untuk maju ke depan dan menulis di papan bor. "Siapa yang mau nulis di papan bor" kata guru Ishaq kepada semua murid yang ada di ruangan kelas itu. "Hanya satu orang yang mengacung kan telunjuk jari nya yaitu Nina anak Cenayang sakti itu....! "Ayo......! Kesini Nak" pinta Ishaq kepada anak yang usia nya baru 12 tahun itu. bersambung
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD