Sultan & Ratu 4

1119 Words
"SULTANNNNNNNNNNN?!" Ratu menjerit kencang saat kepalanya di tutup dengan helm. Dia mencoba membuka helm itu namun yang ada tubuhnya di tarik bahkan sekarang semua teman-teman barunya sudah dalam posisi masing-masing. Ratu memasang muka bodoh saat melihat Alena membawa sapu dengan gayanya yang Masyallah rasanya darahnya langsung membeku di kepala. Dia melirik ke arah Ello yang sudah digendong di atas pundak milik Rio dengan gaya mereka yang Alay. Matanya menatap ke arah lain di sana ada Vero yang memakai selendang menutup kepalanya dengan helm bergambar hello kitty. Ratu mendadak sakit mata melihatnya, mereka semua entah akan Cosplay dimana dengan semua dandanan yang begitu menjijikan ini? Faris entah menjadi apa dia? Laki-laki itu membawa sebuah radio yang di tenteng dengan Earphone menggantung di lehernya. Ratu benar-benar geli melihat semua atribut mereka yang berwarna pink. "Ini kita mau kemana sih?" Ratu bingung sedari tadi dia di tarik ke sana kemari dan di berikan aksesoris yang membuat tubuhnya gatal-gatal. "Kita mau bertarung sama anak IPA." jawab Alena. "Bertarung? Buat apa?" "Udah ikut aja. Lo sekarang anggota baru kami jadi jangan banyak komplain deh. Kalau banyak ngomong gua emut bibir lo sama bibir gua." ujar Sultan. "Apaan sih lo." Ratu mendorong bahu Sultan dengan kasar. Dia berjalan pergi meninggalkan sekumpulan orang-orang yang kata nya akan bertarung dengan anak IPA. Ratu membuka helmnya lalu melemparkannya ke sembarang arah. Dia ingin keluar dari tempat mengerikan ini. Dan i***t nya, bagaimana bisa tempat seindah ini hanya dalam waktu 1 jam sudah kotor dengan tumpukkan sampah yang di sebabkan oleh mereka sendiri? Menjijikan! Ratu tidak tau apa ini nasib baik apa buruk. Jika akan seperti ini kejadiannya mending dia mencari jalan untuk membolos nantinya. Ratu keluar dari dalam gudang itu. Berhenti sejenak lalu memandang ke sekeliling, sepertinya memang tidak ada jalan lain selain lewat depan sekolah. Dia harus pergi mencari teman yang otaknya masih waras. Jangan sampai dia bergabung dengan mereka, keadaanya semakin tambah parah. Anak IPA dan IPS memang tidak pernah saling akur gara-gara anak IPA merasa otaknya paling encer sedangkan IPS otaknya cuman di otot. Dari sanalah timbul pertikaian permusuhan tanpa kasat mata. Setidaknya dulu Ratu pernah merasakan bagaimana duduk di bangku anak IPA walaupun hanya satu bulan rasanya sungguh menyiksa otak. "Lo murid baru anak IPS kan?" Ratu menganggukkan kepalanya. "Nih gua punya undangan dari anak IPA buat anak IPS, tolong sampain sama ketua IPS nya." Ratu menaiki salah satu alisnya. Menatap benda yang di sodorkan padanya. "Sorry gua nggak tau siapa Ketua Anak IPS. Jadi kalau emang perlu sama dia lo bisa langsung sampein." "Ck! Lo tuh yah. udah nih terima, jangan sampe nggak lo kirim sama Ketua IPS. Kalau dia nggak dateng artinya anak IPA yang menang." Ratu terdorong selangkah kebelakang saat orang itu menyodorkannya dengan tidak memiliki sopan satun. "HEH, ANAK IPA SEMBARANGAN BANGET YAH LO PEGANG DADANYA CEWEK GUA." teriakan kencang di koridor membuat Ratu membalikkan badannya. Mulutnya menganga, bolehkah dia meminta pada Avatar untuk bersin supaya mereka terbang jauh darinya? "Gua cuman ngasih surat buat lo." "Tapi nggak usah nyuri kesempatan pegang d**a milik Gua." "Siapa yang pegang d**a elo sih?" "Lo tadi pegang ini kan?" Ratu melotot kan matanya. Dia menepis tangan kekar itu yang menyentuh aset miliknya. "b******k! Dasar cowok c***l, gua doain s**********n lo nggak akan bisa berfungsi lagi." Ratu melemparkan surat yang di pegang nya ke wajah tengil pria itu. Sumpah demi apapun ini benar-benar menyebalkan. Pria yang bernama Sultan bukan cuman berpredikat Playboy tapi dia pun otaknya hanya s**********n dan d**a. Sungguh Ratu tidak ingin bertemu dengannya, bahaya sekali. Haduh kepala Ratu rasanya ingin dia jedotkan ke tembok dengan kencang. Sedangkan di tempat lain kepala Sultan di toyor oleh tangan usil seseorang. Sultan berteriak kencang namun langsung cengegesan saat tau siapa pelakunya. "Oh ... Elo Ki gua pikir siapa." "Lo jangan seenaknya pegang aset punya perempuan, Tan. Itu sama aja lo lecehin perempuan." "Kaga elah gua cuman pegang dikit doang, Ki. Kaga ikut nyoblos juga di balik roknya." "Kalau lo nyoblos tuh perempuan di balik Roknya, saat itu juga gua yang kebiri lo." Sultan meringis mendengar ancaman yang Rizki lontarkan. Kan, dia cuman becanda kenapa harus muka datar Rizki yang datang? Alena tertawa, tangannya dengan kurang ajarnya ikut menoyor kepala Sultan untuk kedua kalinya. "Hebat sih Rizki. Mingkem juga lo kalau tuh s**********n bakal di potong. Makanya jadi cowo jangan jadi pencuri s**********n dapet acaman juga kan lo." "Diem lo. Gua curi juga s**********n lo." Alena langsung berlari mengejar Rizki yang sudah berjalan jauh dengan tawa yang menggelegar. "Udah nggak usah di pikirin ucapan si Rizki sama Si Alena, kenyataannya lo kan emang pencuri s**********n. Nohh, panggung anak IPA udah selesai di buat kita cepet ke Aula." Faris menarik kerah Sultan yang membuat pria itu bersungut-sungut tidak suka. ??? Ratu duduk di pojok ruangan melihat drama anak IPA yang sudah di mulai. Kenapa dari dulu sampai sekarang cerita Putri tidur tidak pernah selesai? Dari awal dia masuk SD sampai SMA drama itu tidak kunjung di hentikan. Dulu saat SMP drama itu yang di tampilkan dan sekarang saat dia sudah memakai rok Abu-abu Drama itu kembali di tampilkan, membosankan. Coba kalau emang beneran bibir ketemu bibir ini cuman adegan yang bahkan tidak ada gairahnya sama sekali. Penonton langsung bersorak kecewa saat pangeran mencium kening dan ini luar biasa tidak menarik perhatian. Bukankah di dongeng pangeran mencium bibir putri salju? Entah. Ratu tidak mau ambil pusing. Setelah beberapa saat drama sudah di lanjut kembali penonton langsung ribut saat para pemain berteriak. Properti hancur gara-gara Putri tidur yang melangkah mundur sampai lampu terjatuh. Sang pangeran sudah lari kocar kacir, yang membuat tawa membahana Para kurcaci sudah tersungkur kebawa panggung. Acara kacau, membuat Ratu mendesah malas. Dia berdiri berjalan keluar dari gedung teater namun tawa berjamaah bisa telinganya dengar. "Anjir rasain tuh Si Guntur main-main sih sama Anak IPS. Dia sendiri yang bilang mau bikin cerita baru, taunya tetep aja si Putri yang molor kebablasan." "Hahaha iya bener. Lo keren Tan, kenapa lo nggak guyur semua tuh cacing ke baju mereka. Ini malah di kasih pancingan yah pastilah cuman ngejerit biasa." "Pegel gua. Gila aja gua sama Faris harus jaga-jaga takut si botak Jojo liat gua naik keatas. Bahaya kalau si Jojo tau, bisa tamat riwayat anak IPS." "Lo juga kenapa coba harus cacing. Udah gua bilang suruh pake Kecoa biar langsung masuk ke dalem baju mereka." "Kecoa udah hal biasa, Bro. Gua taruhan kalau si Guntur besok sekolah pasti mukanya merah-merah." "Aaaahahahas Si Guntur kan alérgi Cacing." Ratu bisa mendengar semua pembicaraan beberapa orang itu. Pantes, iyalah acaranya gagal orang waras kaya mereka siapa yang mau berurusan dengan mereka. "SULTAN, FARIS, VERO, ELLO KALIAN BEREMPAT IKUT SAYA." "SIAP JOO." Ratu memijit keningnya heran. Bahkan orang-orang itu merasa tidak takut dengan kepala sekolah mereka sendiri. Bener-bener calon anak Pintar.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD