Sultan & Ratu 3

1359 Words
Ratu mendudukkan tubuhnya di kantin, napasnya tersengal. Sungguh dia akan mengutuk Pamannya, jika perlu kepala sekolahnya juga sekalian yang tega memasukkan dia kedalam kelas mengerikan itu. Seumur-umur Ratu baru tau ada kelas seperti itu, walaupun teman-temannya dulu brengsek tapi tetap saja tidak segila mereka. Ratu harus berjauhan dengan pria itu, jika dia tidak mau terperangkap dari jeratan pesona seorang Playboy. Plis, Ratu ingin menangis kencang jika sudah begini. Bagaimana pun dia tidak ingin jatuh pada pesona seorang Playboy. "Hay." Bisikkan di samping membuat Ratu terperanjat kaget. Matanya melotot garang saat hampir saja bibirnya membentur bibir yang di sumpal oleh Lollipop itu. Mulut Ratu akan terbuka namun dia hampir tersedak saat sebuah Lollipop masuk kedalam mulutnya. Tubuh Ratu kembali menegang saat sebuah tangan merangkul bahunya, "Gimana sekolah barunya? Lo suka kan? Udah keliling semua tempat? kalau belum Gua anterin?" Demi Tuhan! Kemana Ratu yang ketus? Jika ada pria yang memperlakukannya kurang ajar dia akan memberikan sebuah bogeman pada mereka tapi maksud ini semua apa? Ratu melepaskan rangkulan itu namun tubuhnya langsung di tarik untuk berdiri membuatnya hampir tersungkur ke depan. "Hati-hati sayang. Nanti calon anak kita kenapa-kenapa lagi." ucapnya sambil mengelus perutnya. Sinting! "Apaan sih lo? Jangan pegang-pegang gua! Haram." Ratu menepis tangan kekar itu tapi sang empunya malah melingkarkan tangan di pinggangnya. Double sial! "Oh jadi kalau udah gua halali, gua bebas dong ngelakuin apapun sama tubuh lo?" Ratu memandang tajam ke arah pria menyebalkan yang memandang tubuhnya seakan menelanjangi nya. Ratu reflek menutupi dadanya dengan tangan membuat laki-laki itu tertawa. "Lo lucu dan gua suka." "Tapi gua engga! Jauh-jauh sana dari gua." Ratu mendorong dada laki-laki itu untuk menjauh namun yang ada tubuhnya hampir terjungkal kebelakang. Triple sial! "Tuh kan, gini nih kalau ngelunjak sama suami. Suami minta jatah masa di marahin sih, dosa loh." Stok sabar Ratu mulai terkikis. Ratu menghembuskan napas dengan pelan. Ratu tau pria ini hanya ingin membuat dia mengeluarkan tanduknya, di lihat dari gerak gerik tubuhnya. Oke, Ratu untuk sementara waktu pasang wajah malaikat lo sebelum tanduk lo keluar gerutu hatinya. Ratu menarik bibirnya membentuk sebuah senyuman membuat Sultan laki-laki yang mengganggunya, menatapnya tanpa berkedip. "Barusan lo nawarin buat ngajak gua jalan-jalan, kan? Ya udah kalau emang nggak keberatan, yuk?" Ratu membenarkan letak tubuhnya dengan benar. Lalu berjalan lebih dulu meninggalkan laki-laki itu yang masih mematung. Bodo amat lah, yang pasti dia harus pergi meninggalkan pria itu. Amit-amit jabang onta, deh kalau dia harus jatuh cinta pada pria mesum itu. Pulang dari sekolah dia akan meminta pada Pamannya untuk meminta di pindahkan pada kelas apa saja, asalkan jangan satu kelas dengan mereka. Jika baru satu hari sudah di buat semengerikan ini, bagaimana dengan nasibnya nanti? Niat hati pindah sekolah hanya ingin menyelesaikan tugasnya sebagai murid. Yeah, kalau bisa sih Ratu tidak ingin melanjutkan, yang dia inginkan hanya duduk ongkang angking di rumah. Tapi percuma, pulang ke rumah pun hanya di sapa oleh ART tidak ada lagi canda tawa dan tidak ada lagi kehangatan. Dan jika sudah begitu Ratu lebih memilih datang ketempat dimana teman-temannya nongkrong. Demi Avatar yang memiliki 4 jurus. Ratu rasanya ingin mengeluarkan jurus Tanah untuk mengubur diri dalam-dalam supaya hidupnya damai. Ini baru satu hari loh? Dan sudah hampir 60% tanduknya akan berbentuk sempurna. Ratu memejamkan mata saat dia melihat sebuah tangan kekar melingkar di lehernya, hembusan napas terasa di sekitar lehernya. Sebuah kecupan ringan mendarat di kupingnya membuat Ratu ingin berubah jadi monyet supaya orang ini jijik padanya. Namun nyatanya itu hanya sebuah khayalan yang tidak akan bisa terwujud. "Ngapain lo jalan ke arah gudang? Mau ngajak gua ena-ena?" tanya Ratu heran. Dia memandang ke arah depan sana yang memang lorongnya terlihat sepi. Dia meneguk ludah dengan susah payah bahkan lollipop yang ada di dalam mulutnya pun sudah hilang rasanya. Sultan yang melihat perubahan tubuh gadis yang dia peluk tersenyum miring. Jujur dia sempat terpana tadi melihat senyuman yang begitu manis, membuatnya seakan langsung diabetes. Melihat senyum gadis itu rasanya semua Lollipop yang dia miliki tidak ada yang semanis senyuman itu. Membayangkan dia mengulum bibir itu seperti Lollipop bagaimana rasanya? Astaga! Stop Sultan pikiran lo kenapa bibir terus sih gerutu hatinya. "Emmm ... jadi kita harus lewat mana?" Ratu berusaha tidak mengeluarkan suara gugup. Bagaimana pun dia harus menampilkan jiwa kerasnya untuk membentuk pertahanan diri. Sultan mendorong tubuh gadis itu ke depan, dia akan menunjukkan sesuatu. Sultan yakin gadis ini akan betah bersekolah disini dan hanya dia satu-satunya yang Sultan bawa ketempat dimana dia bersama teman-temannya berkumpul. Ratu meneguk ludah, tangannya sudah berkeringat. Takut, mulai di rasa, masalahnya orang yang akan di hadapi nya bukan seperti preman di pasar. Melainkan seorang psycopat yang bersembunyi di balik sosok laki-laki remaja. Ini menurutnya, karena bagaimana pun Ratu tidak mengetahui bagaimana sosok laki-laki ini sebenarnya. "Kita mau kemana? Katanya ini letak gudang?" Pikiran tentang ucapan laki-laki tadi di dalam kelas terngiang-ngiang di kepalanya. Ratu mengigit bibir bawahnya gelisah. Bagaimana ini? Jika dia pergi dan berlari percuma karena nanti bertemu di dalam kelas. Tapi jika dia diam saja sudah tamat riwayatnya. Sultan membuka sebuah gembok yang berbentuk sebuah Puzzle. Ratu hanya diam memperhatikan karena tubuhnya masih di peluk dari belakang. Bergerak sedikit bisa saja tangan pria itu mematahkan lehernya. Dan itu pemikiran tolol seorang Ratu Samudra. Tubuh Ratu di dorong kedalam dan rasanya ini benar-benar tidak bisa di jabarkan. Ratu menutup mulut tidak percaya, mengagumkan hanya kata itu yang terucap di dalam hatinya. Itu yang dia rasakan sekarang, Ratu berjalan ke tengah menatap sekitar dengan pandangan kagum. "Bener-bener Indah." Sultan menyadarkan bahunya di kusen, tangannya terlipat di depan dada. Matanya tidak lepas memperhatikan gadis yang baru di kenalnya yang terkagum-kagum pada ruangan rahasia miliknya. Ratu tidak menyangka akan ada tempat seindah ini. Di atas hanya ada sebuah kaca yang langsung menyorot kedalam ruangan, lantai yang dia pijak bergambar sebuah lautan seperti kita sedang berjalan di atasnya lalu di depannya terdapat sebuah gambar matahari yang siap tengelam. Seperti nyata dan semua ini bertema kan sebuah keindahan. "Apa semua orang tau tempat ini?" Ratu membalikkan tubuh menatap laki-laki di depannya yang ternyata tidak ada siapa-siapa. Ratu menatap sekeliling namun tidak menemukanya. "HAI LO DIMANA?" Ratu berteriak kencang. Namun hanya suaranya yang menggema sampai sebuah cahaya membuat langkah Ratu kembali melangkah. Dan Ratu bersumpah sekolah ini memang Elit hanya anak-anaknya saja yang kurang elit. Sebuah hembusan angin menerpa kulit wajahnya, dia bisa melihat sebuah danau buatan yang terlihat Indah, di tengah-tengahnya terdapat sebuah jembatan. Lalu di sekitarnya, di keliling oleh banyaknya pepohonan yang rindang. Di sudut ada sebuah rumah mungil yang sepertinya tempat dimana mereka beristirahat. Ratu kembali melanjutkan langkahnya. Oke! Ratu mengakui jika ini memang Indah sampai dia melupakan bagaimana menyebalkan nya pria itu. Ratu ingin melangkah kedalam rumah itu namun sebuah tangan mencekal nya. "Kalau lo mau masuk ke rumah itu ada banyak persyaratan yang harus lo lakuin?" Ratu terkejut, dia mendongak menatap sang pemilik suara. "Persyaratan? Memangnya ini rumah milik siapa? Murid yang lainnya pun pasti tau, masa harus ada persyaratan?" Sultan menyunggingkan sudut bibirnya. Gadis ini memang pemberani bahkan disaat dia menatap jahil pun dia akan menatapnya penuh amarah. Mata hazelnut yang tadi terlihat penuh kekaguman sekarang terlihat kesal. Sultan terkekeh ternyata gadis ini tidak gampang di pancing. Sultan mendekat merapatkan tubuh mereka lalu mencondongkan tubuhnya untuk satu jajar dengan wajah imut gadis di depannya. "Disini lo itu murid baru dan lo salah kalau murid lain tau, karena ini tempat dimana temen-teman gua kumpul, jadi cuman orang beruntung yang bisa masuk ke tempat ini." Ratu terdiam. "Persyaratan masuk kedalam rumah ini gampang. Lo cuman tinggal serahin tubuh dan hati lo buat gua, lalu lo bebas lakuin apapun disini." "Brengsek." Ratu mengangkat tangannya siap memukul laki-laki di depannya namun yang ada pria itu menarik tubuhnya hingga mereka terjatuh di atas rumput. Sultan melingkarkan tangannya di pinggang ramping milik gadis itu. Mata mereka saling bertatapan dan sungguh sial bagi Ratu saat menatap mata hitam legam itu. Ratu langsung memalingkan wajah kearah lain sedangkan Sultan menatap wajah di depannya dengan seksama. Kenapa dia bisa seagresif ini pada perempuan yang baru di kenalnya? Sultan memang pria tengil, Bad boy tapi jika melakukan tindakan segila ini, ini bukanlah dirinya. "Wowwwww." Teriakan itu membuat keduanya tersadar. Ratu membulatkan matanya, dengan cepat bangkit berdiri membenarkan pakainya yang terlihat kusut.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD