10. Permen dan Air Mineral

2207 Words

“Risa! Kok bisa-bisanya jam segini belum tidur?” Papa tampak kaget begitu melihatku masih berkutat dengan jurnal, laptop, dan alat tulis. Padahal, jam sudah menunjukkan pukul tiga dini hari. “Esai-ku masih kurang satu lagi, Pa. Ini dua baru aja selesai.” “Dingin di sini—” “Kalau di kamar, bawaannya pengen merem. Makanya aku sengaja ngerjain di sini.” ‘Di sini’ yang dimaksud adalah ruang tengah. Memang, suhu sekitar terasa dingin. Namun, aku mengenakan jaket tebal dan kaus kaki. Jadi, tidak masalah. “Nanti ke rumah sakit atau enggak?” Aku mengangguk. “Iya, Pa, kisaran jam sembilan atau setengah sepuluhan. Sebelum jam satu paling udah pulang. Aku ke rumah sakit cuma mau urus lanjutan administrasi sama laporan yang kemarin sore belum beres.” “Berangkatnya jam berapa, emang?” “Jam tig

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD