RAGA 02

758 Words
'Lo boleh gosipin gue. Tapi, jangan sekali-sekalinya lo bawa-bawa nyokap gue! Paham?!' ¤Galaksi Arsenio¤ [Badboy] Hari ini Syera berhasil bangun pagi sekali. Akhirnya ia tidak terlambat seperti biasanya. Ia juga terkadang kesal dengan betapa 'kebo'-nya ia tidur. Dari SD ia selalu saja kena hukum akibat terlambat. Padahal kalau masalah pelajaran ia selalu nomor satu. Tapi kalau masalah kecepatan dan tertib, ia dibawah nol. Huft, memang manusia tiada yang sempurna. "Pagi, Caa!" Sapanya pada Caca. Yap, untung sekali ia sekelas dengan Caca. Ia sudah tahu sejak malam dari Osis digrup MOS tentang pembagian kelas. Dan tertera namanya dan Caca satu kelas disepuluh IPA1. "Pagi juga cantik," Caca menepuk-nepuk kursi kosong disebelahnya agar Syera duduk disampingnya. Dengan sergap gadis itu duduk disamping Caca. "Oh iyah, Ra! Lo ingetkan kejadian tawuran dibelakang Garuda kemarin?!" Syera mengangguk. Ia tahu, Caca memang adalah sumber gosip yang baik sejak SD. "Ternyata, anak Garuda tuh berantem sana anak SMA Bakti! Gara-gara primadona SMA Bakti, suka sama Kak Galaksi, most wanted SMA kita! Jagoan diSMA Bakti tuh gak rela pujaan hatinya berpaling gitu loh. Gua sampe baper pas tau cinta segitiga gitu, huaa." "Yailah, Ca. Apanya yang baper? Malah gue males dengernya. Tawuran sekampung cuma gara-gara cinta monyet. Malulah sama biaya SPP. Sekolah buat tawuran biar apa coba," gerutu Syera. "Hehe, iya juga sih. Galak amat lo btw anjir, pms ya?" "Hehe, iya," ₩₩₩ Syera menyantap bekalnya dengan lahap, berbeda dengan Caca yang hanya melongo memerhatikan nafsu makan sahabatnya itu. Syera yang sadar pun mengerutkan keningnya. "Baso lo kering tuh, makan dong, jangan ngeliatin gue terus. Entar jatuh cinta bahaya," "Lo kenapa bawa bekel, Ra? Perasaan waktu SD lo paling anti bawa begituan," "Gue udah miskin, Ca. Jadi harus hemat. Kalo dulu kan masih bocah, jadi gak mikirin duit orang tua. Hehe," Caca tersenyum takjub dengan sahabatnya itu. Bahkan sesusah-susahnya Caca, ia masih sering meminta uang saku lebih pada orang tuanya. Ia jadi malu sendiri. Syera tiba-tiba tersedak ketika melihat seseorang yang tiba di kantin, membuat Caca refleks menyodorkan air. Caca ikut menoleh arah pandang Syera. Apa yang membuatnya segitu terkejutnya memang. Terlihat empat orang pria tampan memasuki kantin. Dengan pesonanya, mereka menjadi sorotan penghuni kantin, termasuk Syera. Bahkan gadis itu sampai tersedak. "Lo kenapa dah kaget gitu liat Kak Galaksi?" Tanya Caca. "O-Oh dia yang namanya Galaksi?" Caca mengangguk. "Gue kasih tau sepintas soal Kak Galaksi nih yak, lo harus denger baik-baik." Syera mengangguk mendengar penuturan Caca, lalu bersiap mendengar gosip terpercaya dari sahabatnya itu. "Jadi, namanya itu Galaksi Arsenio. Asal lo tau, dia itu cucu dari yayasan tertinggi alias pemilik sekolah kita, Ra. Pak Arsen. Lo kenalkan? Yang bantu kita dapetin beasiswa ituloh." Syera mengangguk. "Bukan cuman itu, dia itu ganteng abis, keren, jago berantem, jago basket, dikagumin sama semua siswi sekaligus diseganin cowok-cowok entah itu adik kelas ataupun kakak kelas di Garuda. Dia juga kaya raya tujuh turunan dong anjir! Oh iya, tapi jangan lupa sama kekurangannya dia juga. Kak Galaksi itu bandel banget, Ra! kasar, suka bolos, suka ngerokok diwarung belakang sekolah sama temen-temennya yang gak bener juga. Dan yang terpenting, Kak Galaksi itu suka gonta-ganti cewek! Diatuh bosenan banget, Ra. Kayak pacaran cuman permainan doang buat dia. Tapi herannya semua siswi-siswi disini tetep nekat deketin dia. Katanya sih, sekalipun cuma jadi mantan semenitnya pun mereka rela. Gak heran juga sih. Liat aja tuh tampangnya kayak gimana," Caca menunjuk Galaksi yang tengah berjalan memasuki kantin itu dengan dagunya. "Enggak-enggak! Gue gak setuju. Sekalipun dia ganteng, kaya raya atau apapun! Gue tetep gak setuju kalo dia mainin hati cewek." Syera menggeleng jengkel. Pasalnya pernah sekali itu ia berpacaran dan hanya dipermainkan. Jadi ia tau betul bagaimana sakitnya. "Dia pasti punya nyokap kan? Harusnya dia paham masalah hati perem-" belum selesai bicara, tiba-tiba seorang pria dengan tampang emosinya menarik kerah baju Syera hingga gadis itu terbangun dari duduknya. "Lo boleh gosipin gue. Tapi, jangan sekali-sekalinya lo bawa-bawa nyokap gue! Paham?!" Syera diam tak bisa berkata. Begitupun dengan Caca. Membela pun hanya akan memperbesar masalah untuk mereka berdua. "Paham gak lo, ha?!" Bentak Galaksi tepat didepan wajah Syera hingga gadis itu bisa merasakan aroma mint dari nafas Galaksi yang tak beraturan didepan wajahnya. Semarah itukah? Syera mengangguk gugup. Lantas Galaksi langsung melepas cengkramannya dari kerah seragam Syera dan berlalu begitu saja membuat sekerumunan siswa siswi yang menonton kejadian itu segera ikut bubar. Caca berdiri mendekati Syera lalu mengelus punggung sahabatnya yang masih mematung shock itu. "Gue lupa bilang satu lagi Ra tentang dia." Syera menatap Caca penasaran. "Dia sensitif banget, kalo bahas tentang nyokap," Syera menatap lurus punggung pria itu yang semakin menjauh.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD