Celine merasa semakin cocok bekerja di bawah arahan Boby. Lelaki itu ternyata tidak seburuk yang ia kira. Boby kini tampak jauh lebih tenang, sabar, dan bahkan sering menunjukkan perhatian kecil yang membuat Celine tanpa sadar mulai kagum padanya.
Siapa sangka, pria yang dulu begitu menyebalkan bisa berubah seratus delapan puluh derajat?
Pikiran itu buyar ketika ponselnya yang tergeletak di atas meja bergetar. Layar ponsel menampilkan nama “Nona Cantik.”
Senyum kecil langsung terbit di bibir Celine. Ia menghentikan pekerjaannya dan cepat mengangkat panggilan itu.
“Ada apa, Nona?” tanya Celine lembut, nada suaranya terdengar hangat namun penasaran.
“Aku ingin memberitahumu sesuatu,” suara Valenia terdengar dari seberang. Ada nada bahagia yang terselip di sana. “Tiga minggu lagi aku aka
