Malam pengakuan

1086 Words

Malam itu, langit kota masih diselimuti sisa mendung. Lampu-lampu jalan memantulkan cahaya kekuningan di aspal yang sedikit basah. Di dalam mobilnya, Sebastian memegang erat sebuah kotak kecil berbalut pita perak di tangan kiri. Kotak itu baru saja ia beli dalam perjalanan pulang dari perusahaan. Di dalamnya, sepasang perhiasan sederhana,tidak berlebihan, tapi penuh makna. Bukan untuk memamerkan kemewahan, melainkan lambang ketulusan yang sempat tertunda. Ia menatap benda itu lama, sebelum meletakkannya di kursi penumpang dan menghela napas panjang. “Ini waktunya, Valen. Aku tidak ingin bersembunyi lagi,” gumamnya pelan. Perjalanan menuju apartemen Valenia terasa lebih panjang dari biasanya. Setiap lampu merah seakan menguji kesabarannya. Ia memikirkan banyak hal, kata-kata yang akan

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD