Saat cinta datang dari pria yang pernah kehilangan segalanya… Kiara Ortensia tahu betul rasanya kehilangan. Rumah tangga orang tuanya hancur karena perselingkuhan. Ayahnya pergi bersama wanita lain, meninggalkan luka yang dalam pada ibunya—dan Kiara tumbuh dengan tekad: cinta bukan untuk disia-siakan. Apalagi cinta dari pria beristri, atau yang pernah beristri. Namun hidup memaksanya menyingkirkan gengsi. Saat ibunya jatuh sakit, Kiara harus turun tangan—menggantikan pekerjaan ibunya sebagai pelayan di rumah keluarga Hilton, milik Emilio Hilton. Emilio adalah duda muda dan karismatik, pemilik bisnis besar yang terlalu sibuk untuk jatuh cinta. Kehilangan istrinya saat melahirkan meninggalkan ruang kosong dalam hidupnya—kecuali satu hal yang menghidupkannya setiap hari: Orley, putri kecil berusia empat tahun yang manja dan cerdas. Pertemuan pertama mereka biasa saja. Tapi dunia berubah saat kedekatan tumbuh tanpa sengaja, dan menghadirkan kasih sayang yang terbentuk antara Kiara dan Orley. Sejak saat itu, Kiara jadi bagian dari hidup kecil mereka. Emilio mulai melihat cahaya yang lama padam, kini menyala lagi lewat tawa Kiara. Namun Kiara berkeras menjaga jarak. Ia tahu, cinta dengan duda tak akan mudah. Apalagi jika bayangan almarhumah istri selalu membayangi. Tapi Emilio punya rencana lain. Ia bukan hanya ingin menjadikan Kiara bagian dari hidup Orley. Ia ingin wanita itu menjadi miliknya—utuh, tanpa ragu. Satu perawan keras kepala. Satu papa muda penuh rayuan. Siapa yang lebih dulu jatuh ... atau kalah?

Saat Clementine meninggal, keluarganya terpuruk. Clarissa harus menggantikan peran yang tak seharusnya ia pikul: meninggalkan kuliah, banting tulang, dan masuk ke dunia hiburan demi menyambung hidup. Dari figuran tanpa nama hingga menjadi artis dan foto model terkenal, ia tumbuh di dunia yang gemerlap tapi sepi. Namun satu hal tak pernah ia duga—pertemuan kembali dengan Dante, suami mendiang kakaknya, dan putra kecil mereka yang kini tumbuh tanpa sosok ibu. Tujuh tahun telah mengubah banyak hal. Dante bukan lagi pria muda yang dulu ia kenal. Ia kini seorang ayah yang dewasa, matang, dan memikat... terlalu memikat, bahkan untuk Clarissa. Bersama Dante, hatinya kembali diaduk. Tapi bisakah ia benar-benar jatuh cinta pada pria yang pernah menjadi kakak iparnya? Atau cinta itu hanya bayang-bayang masa lalu yang tak tuntas?

Bagi Natalia, pernikahan dengan Victor adalah awal kebahagiaan. Namun, di balik senyum suaminya yang penuh ambisi, tersembunyi sebuah permintaan gila: ia harus memiliki anak… dari pria lain. Alejandro, pengawal keluarga yang sederhana namun penuh luka hidup, tiba-tiba dijadikan pion dalam permainan kotor itu. Natalia marah, menolak, namun keadaan memaksa jalan cerita berbelok. Di tengah intrik politik, ambisi, dan rahasia yang membelit, Natalia dan Alejandro terjebak dalam ikatan yang tak seharusnya ada. Antara kesetiaan dan pengkhianatan, cinta dan pengorbanan, batas semakin kabur. Mampukah Natalia mempertahankan harga dirinya, atau justru menemukan arti cinta sejati dalam pelukan yang tak pernah ia bayangkan?

“Kutunggu dudamu, Om.” Ucapan itu keluar dari bibir Kamari yang masih remaja—dengan senyum polos dan tatapan sedih penuh kagum kepada tetangga barunya yang jauh lebih tua dan tampak sempurna di matanya. Tepat beberapa menit sebelum ia melepaskan masa lajangnya dengan sahabat masa kecilnya. Liam hanya tertegun kala itu, mengira semua akan berlalu seiring waktu. Tapi waktu justru mempermainkan mereka. Bertahun-tahun kemudian, Kamari kembali muncul di hidup Liam—bukan lagi gadis kecil, tapi wanita dewasa yang mandiri, keras kepala, dan menyembunyikan luka dalam senyum. Sementara Liam, pria yang kini terjebak dalam kehidupan rapuh setelah pernikahan gagal, terperangkap dalam pesona gadis yang dulu hanya dianggap anak kecil. Apakah pertemuan ini adalah jawaban dari doa-doa Kamari? Benarkah Kamari memang menunggu Liam menjadi seorang duda? Akankan mereka bersatu dalam satu hubungan yang suci?

Demi menyelamatkan keluarganya dari kebangkrutan, Gisella dipaksa menjalani hidup yang tidak pernah ia pilih. Dijual oleh orangtuanya untuk menjadi simpanan seorang miliarder muda, Ernest, yang sudah memiliki istri, Gisella merasa tak ada harapan selain melanjutkan hidup dalam keterpaksaan. Namun, kenyataan berkata lain. Ernest, yang awalnya ia anggap kejam dan penuh ambisi, perlahan menunjukkan sisi lain dirinya—penuh perhatian dan kasih sayang yang tak pernah Gisella bayangkan. Tapi cinta yang tumbuh di tengah kepahitan itu tak lepas dari bahaya. Ketika hubungan gelap mereka terbongkar oleh istri sah Ernest, kehidupan mereka berubah menjadi mimpi buruk yang mengancam nyawa. Di tengah ketakutan dan kebingungan, Gisella harus memilih: melarikan diri dari cinta yang telah mengubah hidupnya, atau bertahan dalam bayang-bayang ancaman yang tak kunjung reda.